Metode menghafal memang menjadi salah satu metode yang sering kita pakai dalam perkalian. Kadang, anak-anak sampai harus dibedeki (bahasa Jawa, yang artinya tanya jawab), agar anak-anak hafal. Tetapi cukupkah itu efektif?
Saya beberapa tahun memakai metode itu. Tapi ternyata, efeknya tidak terlalu signifikan. Hal itu karena mereka menghafal hanya saat dibutuhkan. Tak jarang, ada anak-anak yang memang kesulitan menghafal. Sehingga ketika bertemu dengan perkalian, mereka tetap saja mengalami kesulitan.
Lalu apa yang saya lakukan? Saya mencoba menggunakan fun learning untuk pembelajaran perkalian, yaitu menggunakan permainan ular tangga sebagai media perkalian. Tapi bedanya, di tiap kotaknya terdapat perkalian yang harus dijawab oleh anak-anak.
Papan permainan ular tangga perkalian |
Cara Bermain Ular Tangga Perkalian
1. Anak melempar dadu
Untuk menentukan urutan giliran, anak-anak bisa diajak untuk hompimpa atau dengan undian. Lalu secara bergantian mereka melempar dadu.
2. Melangkah sesuai dengan mata dadu yang keluar
Setelah mata dadu keluar, anak-anak menggerakkan pion-nya sesuai jumlah mata dadu. 3. Menjawab perkalian
Sebelum meletakkan pion-nya pada kotak, pemain harus menjawab perkalian yang ada pada kotak tersebut. Jika berhasil menjawab, dia berhak untuk menempati kotak tersebut. Jika salah, dia harus kembali ke kotak sebelumnya. Secara bertahap, guru dapat menambah levelnya dengan memberikan waktu dalam menjawab. Sehingga, mereka harus terbiasa menghitung cepat dan “terpaksa” harus pandai menghafal.4. Naik jika dapat tangga, turun saat dapat ekor ular
Jika pemain mendapatkan kotak bertangga, maka dia berhak untuk naik. Kompensasinya, dia harus menjawab 2 perkalian. Perkalian pertama yang ada di dasar tangga, dan perkalian kedua yang ada di ujung tangga. Jika salah, maka dia harus kembali ke titik sebelum melangkah.Jika pemain melangkah dan mendapatkan ekor, maka tidak perlu menjawab perkalian yang ada, tetapi langsung turun.
5. Pemain yang pertama sampai ke piala, dia pemenangnya.
Kesan Anak-anak
Ketika bermain, saya mencoba bertanya kepada anak-anak tentang kesan mereka. Semua anak menjawab bahwa ini adalah matematika terenak yang mereka rasakan. Tidak terlalu pusing-pusing berpikir (padahal mereka juga tetap berpikir untuk perkalian). Mungkin hal itu karena mereka tidak merasa bahwa mereka sedang belajar. Dalam pikiran mereka, mereka sedang bermain.
Itulah keuntungan dari fun learning. Anak-anak bisa tetap belajar tapi dengan perasaan senang.
Mereka tidak bosan-bosannya bermain ular tangga ini. Selain itu, saya juga melihat bahwa kemampuan perkalian mereka sedikit demi sedikit juga mulai meningkat. Hal itu terlihat dari semakin meningkatnya kecepatan mereka dalam menjawab perkalian yang ada pada kotak tersebut. Menyenangkan bukan?
Penutup
Demikian sharing saya tentang pemainan ular tangga sebagai media fun learning perkalian. Semoga bermanfaat. Bagi Bapak/Ibu guru yang berminat untuk menggunakannya juga dalam pembelajaran di kelas, dapat mengunduh papan permainannya di tautan yang saya bagikan berikut ini. Jika ada pertanyaan, usul atau saran, silakan tinggalkan pesan di kolom komentar. Selamat berkarya.
Dilarang untuk menghapus credit yang ada di dalam media pembelajaran yang telah saya bagikan.