Penulisan Soal HOTS untuk Penilaian

Kurikulum 2013 dalam penerapannya juga membawa perubahan yang signifikan, salah satunya dalam hal soal penilaian.

Sebelumnya, kita perlu lihat perbedaan penggunaan istilah Ulangan Harian (2006) dan Penilaian Harian (2013). Jika kita cermati, kata Ulangan memiliki arti mengulang materi yang telah diajarkan. Hal ini menunjukkan bahwa materi yang diberikan lebih cenderung dihafalkan, dan memang kenyataannya seperti itu. Sedangkan kata Penilaian lebih memiliki arti menilai pemahaman atas materi yang telah diberikan. Lebih mengarah ke dalam aspek pemahaman, berpikir kritis dan kreatif.

Dalam pembuatan soal, kita mengenal soal HOTS (High Order Thinking Skill). Namun, dalam penerapannya kita sering menganggap bahwa HOTS adalah soal yang sulit untuk dikerjakan, padahal tidak demikian. Soal HOTS adalah soal yang melatih anak untuk berpikir kritis, dan mampu mengukur pemahaman anak tentang materi yang diajarkan.

Di sini saya coba bagikan contoh pembuatan soal yang HOTS dan perbedaannya dengan soal yang lebih mengandalkan hafalan.

Misalnya, ada Kompetensi Dasar IPA yang berbunyi, “Menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran.” Contoh soalnya:

  1. Apa saja sifat-sifat bunyi?
  2. Saat bermain bola di lapangan, Heru dan Simon merupakan anggota dari tim A. Saat Heru menggiring bola, tiba-tiba Simon berteriak meminta umpan. Heru pun menoleh dan mengumpan kepada Simon sesuai dengan permintaannya. Berdasarkan penggalan cerita tersebut, mengapa Heru dapat mendengar suara Simon? Apa hubungannya dengan perambatan bunyi?

Dari dua soal tersebut dapat kita lihat perbedaannya. Soal (1) akan dapat dikerjakan apabila anak terlebih dahulu belajar materi dan kemungkinan besar harus menghafalkannya. Sedangkan soal (2), tanpa anak belajar, anak akan dapat mengerjakannya. Karna soal tersebut lebih menuntut anak untuk melakukan analisa dan mengaitkan dengan materi yang pernah dipelajari, tanpa menghafalkan.

Contoh lain, Kompetensi Dasar PPKn berbunyi, “Mengidentifikasi berbagai bentuk keberagamaan suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terkait persatuan dan kesatuan.” Contoh soalnya:
1. Contoh persatuan yang dilakukan di lingkungan rumah ditunjukkan adalah … .
a. Membersihkan rumah bersama keluarga.
b. Belajar kelompok di perpustakaan.
c. Menjenguk tetangga yang sakit.
d. Membersihkan selokan.


2. Perhatikan gambar berikut ini!
Bentuk persatuan dan kesatuan yang dapat dilakukan sesuai gambar tersebut adalah …
a. Menebang pohon di pinggir jalan.
b. Kerja bakti membersihkan sampah.
c. Membersihkan selokan bersama warga setempat.
d. Menjaga hewan dari perburuan liar.

Dua contoh soal tersebut memang tidak terlalu berbeda. Yang membedakan adalah stimulus yang membuat anak berpikir. Jika soal nomor (1) langsung diminta untuk memilih, di soal (2) anak harus mengamati gambar tersebut, lalu menentukan bentuk persatuan yang dapat dilakukan.

Dari uraian tersebut dapat kita lihat bahwa soal HOTS memiliki stimulus berupa cerita, gambar, ilustrasi, daftar, dll yang mampu merangsang daya pikir anak untuk mengaitkan jawaban dengan materi yang telah dipelajari. Soal HOTS akan benar-benar mengukur tingkat pemahaman anak terkait materi yang telah diajarkan, karena tidak hanya sekedar hafalan.

Memang dalam penerapan dan pembuatannya memerlukan waktu yang cukup panjang. Saya pun juga demikian. Ketika membuat soal PH, saya bahkan bisa menghabiskan waktu sampai 3 hari. Namun, ketika kita mau berusaha memperbaiki kualitas soal kita, kita akan mendapatkan kepuasan yang luar biasa karena kita sedikit banyak telah membantu anak untuk mengembangkan pola pikir mereka, dari yang hanya sekedar hafalan menjadi berpikir kritis dan kreatif.

Semoga sharing saya ini membantu rekan-rekan dalam pembuatan soal. Jika ada yang kurang tepat atau bila ada yang perlu ditanyakan, silakan tinggalkan komentar. Saya terbuka untuk masukan-masukan yang dapat membangun saya untuk menjadi lebih baik lain.